KERANGKA TEORITIK ESTETIKA IMMANUEL KANT DALAM DESAIN POSTER KARYA OLLY MOSS "SPIRIDE AWAY"
PENDAHULUAN
Estetika
Estetika memiliki pengertian yang luas, tidak saja mengenai keindahan dan keagungan tetapi juga kesenangan secara umum. Estetika berfokus pada kesenangan dalam konteks karakteristik subjek yang mengalami kesenangan itu daripada karakter objeknya. Penilaian keindahan menurut Kant bersifat stabil karena esensial dan universal, berbeda dengan kesenangan lain yang bukan keindahan.
Immanuel Kant menyatakan bahwa konsep Gagasan Estetika Keindahan dapat ditemukan dalam buku Kritik atas Daya Pertimbangan. (Kritik der Urtheilskraft). Dalam buku ini, Kant lebih mungkin untuk membahas sifat masalah. Immanuel Kant memisahkan dua segi, yaitu sebagai berikut.
1.
Subjektif
Keindahan mengacu pada sesuatu yang tidak diarahkan dan tidak dimanipulasi melalui penggunaan metode praktis yang mungkin menimbulkan perasaan yang kuat terhadap objek penelitian. Kelemahan dari situasi seperti itu adalah bahwa tidak pernah mungkin untuk memprediksi atau memperkirakan lebih lanjut. Dia tiba secara spontan dan tidak terpengaruh oleh keadaan eksternal yang akhirnya menyebabkan kegagalan upaya; misalnya, kami memperhatikan bahwa sesuatu salah karena itu bermanfaat bagi kami dan terus begitu.
2. Objektif
Keindahan mengacu pada penyelesaian tugas dengan
tujuan tertentu, meskipun tugas itu sendiri bukan bagian dari domain
fungsional. Manfaat dari pemikiran semacam ini mirip dengan pemikiran
subjektif. Kali ini, umat manusia dapat mengantisipasi dan mempersiapkan
bencana yang akan datang, mungkin bahkan sebelum ia memanifestasikan dirinya.
Misalnya, keberhasilan dapat diukur dengan mendapatkan nilai ujian yang baik,
kesuksesan dapat dihitung dengan mendapatkan undian yang sehat, dan sebagainya.
Immanuel Kant
Seorang filsuf Jerman yang hidup di abad ke-18 adalah salah satu figur terpenting untuk bidang estetika. Ia adalah tokoh yang memulai perubahan drastis di bidang estetika dan teleologi serta pemikir ‘Era Pencerahan’ (Enlightment Age) yang memegang teguh kepercayaan bahwa pemikiran manusialah yang memenuhi dunia yang kita alami ini dengan struktur-struktur tertentu. Dia berpendapat bahwa kemampuan penilaian kitalah manusia yang memungkinkan kita mengalami atau merasakan keindahan dan memahami pengalaman itu sebagai bagian dari dunia yang terstruktur dan teratur dengan tujuan tertentu.
Kant pada awalnya kurang memperhatikan estetika dalam karir filosofisnya, fokusnya terutama pada karya-karya besar seperti "Kritik Alasan Murni," "Prolegomena Untuk Setiap Metafisika Masa Depan," "Dasar-dasar Metafisika Moral," dan "Kritik Alasan Praktis." Esai kecilnya, "Observations on the Feeling of the Beautiful and the Sublime," yang ditulis pada 1764, lebih bersifat sosio-antropologis daripada filsafat estetika.
Hingga 1780-an, Kant belum mempertimbangkan estetika sebagai subjek yang sah dalam filsafat. Dia menolak konsep rasa, menganggap kesenangan dan penilaian keindahan sebagai subjektif belaka. Namun, dorongan untuk membuat sistematisasi filosofis mendorongnya untuk memikirkan kembali kemungkinan sebuah cabang filsafat yang mengikuti jejak Metafisika dan Etika. Pertanyaan apakah ada kondisi apriori dalam penilaian kesenangan muncul, dengan penilaian yang berasal dari perasaan kesenangan dianggap oleh Kant sebagai sumber keindahan.
Kant dianggap penting dalam zaman modern karena kritikisme dalam menyampaikan gagasan filosofisnya. Dalam upaya sintesa epistemologisnya, dia menyeimbangkan akal budi dan pengalaman inderawi untuk mencapai kebenaran, membawa pendamaian bagi rasionalisme dan empirisme. Pandangannya bahwa pengenalan akan sesuatu bergantung pada subjek, bukan objek, berbeda dari pemikiran sebelumnya. Kant menyoroti bahwa standar penilaian estetika hanya memberikan ciri-ciri benda yang indah, namun tidak menjawab esensi keindahan itu sendiri. Dia juga mempertanyakan penyebab persamaan dan perbedaan dalam penilaian keindahan, menekankan bahwa konsep tersebut sangat bergantung pada rasa dan kesan pribadi.
Teori Estetika Immanuel Kant:
1. Teori disinterestedness atau teori seni tanpa pamrih
Karya seni identik dengan keindahan murni tanpa
dikotori oleh kepentingan dan keinginan praktis manusia. Menikmati keindahan
suatu objek harus dihilangkan dari kepentingan hidup sehari-hari seperti
keinginan/hasrat untuk memiliki, menguasai, memanfaatkan apalagi jika
kepentingan tersebut memiliki issue yang sensitif seperti: politik, dikte
moral, kepercayaan dan kegunaan praktis lainnya. Keindahan, bukan sekedar yang tercitrakan (inderawi belaka) tetapi apa
yang terasakan atau yang berjejak pada mental (psikis) si penikmat.
2.
Teori universalitas
Karena keindahan itu harus tanpa pamrih, sehingga
bersifat universal, lepas dari kepentingan subjek atas karakteristik objek yang
bersifat ruang dan waktu. Kesenangan atas keindahan yang ada pada objek itu
berada di luar ruang dan waktu dengan segala kepentingannya. Ketika melihat
deburan ombak laut, seseorang bias terkesima dan merasakan ada nilai keindahan
tertangkap secara inderawi maupun secara mental (cita rasa). Secara fisik
(inderawi) keindahan itu bersifat temporer (sementara) karena bila seseorang
itu beranjak dari tepi laut, menuju kota maka keindahan ombak laut itu sudah
tidak tertampak lagi, kecuali pada impresi (kesan) yang tetap membekas selama
subyek mampu merekam dan merasakan terus menerus, maka keindahan bersifat abadi
dan berlaku untuk kapan saja dimana saja (universal). Keindahan universal
sebagaimana pertama kali bertatap mata dengan sang kekasih. Peristiwanya
mungkin sudah berlalu, tapi bisa jadi rasa indah yang tertanam dalam jejak
memori selalu membekas membuat tidak bisa tidur.
3. Teori Esensialitas
Prinsip ini menegaskan bahwa jika seseorang menilai
sesuatu indah, maka dia sedang membicarakan sesuatu yang memberikan kesenangan
yang muncul dari kemampuan manusia umumnya. Kesenangan
seorang dapat juga mendatangkan kesenangan bagi orang lain, karena dasar
kesenangan yang sama diperlukan oleh satu titik yaitu manusia itu sendiri.
Setiap studi keindahan selalu memiliki karakter
tunggal (subjektif), oleh karena itu tidak pernah ada aturan umum yang dapat
dihasilkan dari kelompok studi subjektif. Pada permukaan, pemikiran ini
menunjukkan bahwa semua orang dapat membuat keputusan tentang apapun, tetapi
kita tidak benar-benar mempertimbangkan penyebab atau motivasi di balik
bagaimana untuk mencapai tujuan bersama. (agreeable).
Oleh karena itu bukan
harfiah (tidak fisis semata) tetapi sejati yang masuk akal. Proses memeriksa
atau membangun kembali (formulasi) sebuah karya dapat dilakukan dengan cara
umum (universal); itu hanya perlu difokuskan pada aspek-aspek yang dapat
diamati oleh masyarakat umum. (visual aspects, for example).
Tujuan-tujuan ini
disebut sebagai “prinsip prinsip keindahan” atau “kaidah-kaidah
reconstruction,” dan mereka termasuk, antara lain, keselarasan, proporsi,
irama, aksentuasi, kesederhanaan, kontras, kompleksitas, tone, dan kesatuan.
(unity). Dengan demikian, secara objektif, keindahan dapat ditentukan oleh
karakteristik fisiknya. Faktor sensitif, apakah tidak terkait atau tidak,
memiliki kualitas subliminal (tunggal), meskipun individu mungkin tidak selalu
memiliki respons mental yang sama terhadap rangsangan yang sama.
4.
Teori Bentuk
Tujuan Kant menegaskan
bahwa sensasi yang memicu perasaan yang tidak menyenangkan ini timbul dari
kehadiran bentuk sebagai rangsangan untuk sensasi tersebut. Karya seni selalu
wujud, dalam satu bentuk atau yang lain. Setiap jenis seni karya adalah hasil
dari aktivitas manusia dengan tujuan.
Kant membedakan antara
sifat akhir (fisis) dan sifat akhir yang diperlukan untuk tujuan penciptaan.
Oleh karena itu, dalam situasi tertentu ini, agar sebuah bentuk dapat secara
efektif menyampaikan makna kata yang tidak penting, guru harus meningkatkan
kemampuan mereka untuk menciptakan bentuk-bentuk yang nyata dan tak berwujud
yang terkait dengan kata-kata non penting estetika. Kreativitas adalah metode
dimana kata-kata yang tidak penting dapat disampaikan kepada siswa dengan cara
yang mudah dipahami.
Contoh : Pelukis hendak menyampaikan cita rasa keindahan tentang sepi melangut melalui gambar telaga di tepi hutan..maka tugasnya menyampaikan secara visual apa yang dilukkisnya itu tidak sekedar keindahan secara bentuk, tetapi memang benarbenar mebuat lukisannya membawa suasana sunyi yang menggetarkan mental.
Penilaian Estetik menurut Immanuel Kant
Aesthetic Judgment
(penilaian estetik) menurut Kant adalah sebuah keputusan yang didasarkan pada
perasaan, dan khususnya pada perasaan senang (pleasure) atau tidak senang
(displeasure). Tiga macam penilaian estetik:
1. Penilaian sesuatu yang menyenangkan, mudah di –iya- kan oleh banyak
orang/populer (judgments of the agreeable)
2. Penilaian keindahan (atau penilaian rasa).
3. Penilaian keagungan (judgments of the sublime), keindahan
yang tidak hanya berfokus pada indah itu
sendiri, tetapi memancarkan nilai lain yang menarik.
Kant juga sering
menggunakan ungkapan ‘Penilaian Estetik’ dalam pengertian yang lebih mengerucut
dengan tidak memasukkan ‘Penilaian yang Menyenangkan’. Pertimbangan estetis
dalam pengertian mengerucut itulah yang menjadi fokus utama “Kritik Penilaian
Estetik”.
Desain
Pengertian desain dapat
dilihat dari pelbagai sudut pandang dan konteksnya. Pada awal abad ke –20,
“desain” mengandung pengertian sebagai suatu kreasi seniman untuk memenuhi
kebutuhan tertentu dan cara tertentu pula (Walter Gropius, 1919). Dekade ini
merupakan satu tahap transformasi dari pengertian-pengertian desain sebelumnya yang
lebih menekankan kepada unsur dekoratif dan kekriaan dari pada fungsi.
di Weimar-Jerman pada
tahun 1919 Lembaga Desain Bauhaus yang didirikan, secara historis diakui
sebagai tonggak pembaharuan dalam kegiatan desain. Hal itu karena masyarakat Barat
sudah sangat keranjingan dengan menghias semua benda secara berlebihan,
terutama setelah gerakan Art Noveau dan Art & Craft di Eropa. Gerakan
Fungsionalisme dan Rasionalisme sebagai implementasi Positivisme yang digagas
Comte kemudian menjadi spirit perngembangan desain di awal abad ke 20. Falsafah
perancangan form follows function (Sulivan), atau less is more (Mies) atau
penghujatan oleh Adolf Loos : Ornament is crime !, merupakan sikap-sikap
radikal untuk merubah pola pikir masyarakat dari pola pikir estetis-ornamentik
ke arah pola pikir modern yang rasional.
Pengertian-pengertian
desain yang rasionalistis mengalami puncaknya pada tahun 60-an, sebagaimana
terungkap pada pelbagai pengertian yang diutarakan sebagai berikut :
• Desain merupakan pemecahan masalah dengan satu target yang
jelas (Acher,1965),
• Desain merupakan temuan unsur fisik yang paling obyektif
(Alexander, 1963) atau
• Desain adalah tindakan dan insiatif untuk merubah karya
manusia (Jones,1970).
Poster
Poster adalah sedikit kata dan dicetak di kertas yang
ditempelkan di tempat umum untuk menarik perhatian dalam bentuk gambar dan
desain (Zanu, 2008 dalam Purba, 2019). Poster adalah media yang
digunakan untuk menyampaikan informasi, saran, atau ide-ide tertentu sehingga
orang yang melihatnya ingin melaksanakan isi tersebut (Sanjaya,2012). Sabri
(dalam Musfiqon, 2012:85) mengatakan bahwa poster biasanya terdiri dari gambar.
Salah satu metode untuk menyampaikan pesan kepada pembaca adalah poster. Dalam
perfilman, poster adalah alat komunikasi visual yang dapat digunakan untuk
memberikan informasi kepada penonton potensial tentang gambaran umum film.
Olly Moss
Olly Moss atau Oliver Jonathan Moss adalah seniman
grafis Inggris yang lahir pada tanggal 24 Januari 1987. Dia terkenal karena
membuat poster film baru. Karyanya dipublikasikan oleh Mondo, dan dia sering
muncul di majalah Empire. Olly Moss terkenal dengan proyek Batman dan Star
Wars, di mana dia sering berfokus pada logo kecil atau sederhana. Dia juga
terkenal karena bekerja dengan klien, seperti Ash Thorp, yang telah
mengungkapkan minatnya terhadap pekerjaannya. Moss juga bekerja sama dengan
Pottermore Limited untuk ilustrasi digital seri Harry Potter, yang dirilis pada
tahun 2015. Moss terkenal karena cintanya pada seri dan karyanya dengannya.
Meskipun demikian, Pottermore merasa bahwa ilustrasi, yang hanya tersedia untuk
waktu yang terbatas, tidak sesuai dengan gaya umum seri.
Spirited Away
Spirited Away adalah sebuah film anime populer di jepang yang disutradarai oleh Hayao Miyazaki. Film anime yang mengisahkan petualangan Chihiro, seorang gadis 10 tahun, yang tersesat di dunia magis setelah keluarganya masuk ke dalam sebuah terowongan misterius. Di sana, ayah dan ibunya berubah menjadi babi setelah makan di sebuah kedai. Chihiro bertemu dengan Haku, seorang anak laki-laki, yang membantunya bertahan hidup di dunia tersebut. Untuk menyelamatkan orang tuanya, Chihiro harus bekerja untuk penyihir penguasa tempat itu, Yubaba. Film ini diproduksi oleh Studio Ghibli dan didistribusikan oleh Nippon Television Network dan Walt Disney. Film ini telah menjadi hit di box office dan juga tersedia di Netflix, dan menjadi salah satu film anime paling bersejarah yang pernah ada, meraih banyak penghargaan termasuk Piala Oscar.
DAFTAR PUSTAKA
CNN Indonesia. (2021). "Sinopsis Spirited Away,
Petualangan Magis Gadis 10 Tahun"
Moses, Robertus. (2017). "Estetika dalam
Pemikiran Immanuel Kant." Studia Philosophica et Theologica 17.1.
Hal: 80-93.
Sachari, Agus, and Yan Yan
Sunarya.(2000). "Tinjauan Desain." Penerbit Institut
Teknologi Bandung. Tanpa tahun
Olly
Moss. https://ollymoss.com/#/spirited-away/
Puguh
Tjahjono & Tim. (2023). "Filsafat seni Sesi 5 (Pemikiran Immanuel Kant
tentang estetika dan seni)"
Martadi, M. (2021). Analisis Semiotika Roland Barthes pada Poster Film Parasite Versi Negara Inggris. BARIK, 2(1), 54-66.
Komentar
Posting Komentar